Ada seekor kura-kura yang sangat nakal. Namanya Koko. Koko suka sekali mengganggu teman-temannya di sungai. Dia sering mencuri makanan mereka, menarik ekor mereka, dan mengejek mereka.
Suatu hari, Koko melihat seekor bebek yang sedang berenang di sungai. Dia pun berniat untuk mengganggunya. Dia menyelam ke dalam air dan mendekati bebek itu dari belakang. Lalu, dia menggigit kakinya dengan keras.
"Aduh!" teriak bebek itu. "Siapa yang menggigit kakiku?"
Bebek itu menoleh ke belakang dan melihat Koko yang sedang tertawa terbahak-bahak. Dia marah sekali dan berkata, "Hei, kura-kura nakal! Kenapa kamu menggigit kakiku? Apa salahku padamu?"
"Ah, aku hanya bercanda. Kamu kok marah-marah sih?" jawab Koko dengan santai.
"Bercanda? Itu bukan bercanda, tapi kejahatan! Kamu harus minta maaf padaku!" tuntut bebek itu.
"Minta maaf? Ngapain? Aku tidak pernah minta maaf pada siapa pun. Aku kan kura-kura yang nakal. Hahaha!" kata Koko sambil berenang menjauh.
Bebek itu merasa kesal dan sakit hati. Dia berpikir, "Kura-kura itu benar-benar tidak tahu malu. Dia harus diajari pelajaran. Tapi, bagaimana caranya?"
Dia pun meminta bantuan kepada teman-temannya yang lain. Dia menceritakan apa yang telah dilakukan oleh Koko. Teman-temannya pun merasa prihatin dan setuju untuk membantunya.
Mereka pun membuat rencana untuk menjebak Koko. Mereka menyiapkan sebuah papan kayu yang besar dan kuat. Lalu, mereka menaruhnya di pinggir sungai dan menutupinya dengan dedaunan. Di atasnya, mereka menaruh beberapa buah yang lezat dan berwarna-warni.
"Koko pasti akan tertarik dengan buah-buah ini. Dia suka sekali makanan manis. Saat dia naik ke papan kayu, kita akan menariknya ke sungai. Papan kayu itu akan terbalik dan Koko akan terjatuh. Dia pasti akan kaget dan malu. Mungkin setelah itu, dia akan jadi lebih baik." kata bebek itu.
Rencana itu pun dilaksanakan. Mereka menunggu di bawah air sambil memegang tali yang terikat pada papan kayu. Tak lama kemudian, Koko datang. Dia melihat buah-buah yang menggoda di atas papan kayu. Dia pun berpikir, "Wow, lihat itu! Buah-buah yang enak! Aku harus cepat mengambilnya sebelum ada yang lain yang mengambilnya."
Dia pun naik ke papan kayu dengan hati-hati. Dia merasa senang dan puas. Dia mulai memakan buah-buah itu dengan lahap. Dia tidak menyadari bahwa teman-temannya sedang mengawasinya dari bawah air.
Saat Koko sedang asyik makan, bebek itu memberi isyarat kepada teman-temannya. Mereka pun menarik tali yang terikat pada papan kayu dengan sekuat tenaga. Papan kayu itu pun terbalik dan Koko terjatuh ke sungai.
"Splash!" bunyi air yang menyembur.
"Wow!" teriak Koko yang kaget. "Apa yang terjadi?"
Dia melihat ke sekelilingnya dan melihat teman-temannya yang sedang tertawa terbahak-bahak. Dia sadar bahwa dia telah ditipu oleh mereka. Dia merasa malu dan marah.
"Hei, kalian! Kenapa kalian melakukan ini padaku? Ini tidak lucu!" protes Koko.
"Kami melakukan ini karena kamu nakal, Koko. Kamu selalu mengganggu kami dan tidak pernah minta maaf. Kamu harus tahu rasanya menjadi korban kejahilanmu." kata bebek itu.
"Kami berharap kamu bisa jadi lebih baik setelah ini, Koko. Kamu harus belajar menghormati dan menyayangi teman-temanmu. Jangan lagi mengganggu mereka. Jika kamu berbuat salah, kamu harus minta maaf. Itu yang namanya sopan santun." tambah teman-temannya yang lain.
Koko mendengarkan kata-kata mereka dengan diam. Dia merasa bersalah dan menyesal. Dia menyadari bahwa dia telah salah dan menyakiti teman-temannya. Dia pun berkata dengan tulus, "Aku minta maaf, teman-teman. Aku sadar bahwa aku telah nakal. Aku tidak akan mengulanginya lagi. Aku berjanji akan jadi kura-kura yang baik. Bisakah kalian memaafkanku?"
Teman-temannya tersenyum dan mengangguk. Mereka pun memaafkan Koko dan memeluknya. Mereka senang melihat perubahan sikap Koko. Mereka berharap Koko bisa jadi teman yang baik dan menyenangkan.
Sejak hari itu, Koko tidak lagi nakal. Dia menjadi kura-kura yang baik dan ramah. Dia tidak lagi mengganggu teman-temannya, tapi malah membantu mereka. Dia juga sering minta maaf jika dia berbuat salah. Dia menjadi teman yang disukai oleh semua orang.
Koko pun merasa bahagia. Dia menyadari bahwa menjadi baik itu lebih menyenangkan daripada menjadi nakal. Dia juga merasa lebih dekat dengan teman-temannya. Dia berterima kasih kepada mereka yang telah mengajarkannya pelajaran berharga.
Akhirnya, Koko dan teman-temannya hidup bahagia dan rukun di sungai. Mereka selalu bersama-sama dan saling mendukung. Mereka menjadi contoh yang baik bagi hewan-hewan lain yang tinggal di sana.
Selesai.
- Apa yang dilakukan Koko yang membuat teman-temannya marah?
- Apa yang diletakkan di atas papan kayu untuk menjebak Koko?
- Bagaimana perasaan Koko saat dia terjatuh ke sungai?
- Apa yang harus dilakukan Koko jika dia berbuat salah kepada teman-temannya?
- Apa yang membuat Koko menjadi kura-kura yang baik dan ramah?
- Apa yang kamu rasakan jika kamu menjadi Koko yang nakal?
- Apa yang kamu harapkan dari teman-temanmu jika kamu berubah menjadi baik dan ramah seperti Koko?
- Apa yang kamu lakukan untuk membantu teman-temanmu yang membutuhkan bantuanmu seperti Koko?
- Apa yang kamu katakan kepada teman-temanmu yang berbuat salah kepadamu seperti Koko?
- Apa yang kamu pelajari dari cerita tentang Koko si kura-kura nakal?
Komentar
Posting Komentar