Belalang dan Semut


Pada suatu hari, ada seekor belalang yang suka bermain musik dengan seruling bambunya. Dia tidak pernah bekerja keras untuk mencari makanan, tetapi hanya mengandalkan apa yang ada di sekitarnya. Dia berpikir bahwa hidup itu mudah dan menyenangkan.

Sementara itu, ada sekawanan semut yang rajin bekerja. Mereka selalu mengumpulkan makanan setiap hari dan menyimpannya di sarang mereka. Mereka berpikir bahwa hidup itu penuh tantangan dan tanggung jawab.

Suatu hari, belalang bertemu dengan semut yang sedang membawa sebutir gandum. Belalang tertawa dan berkata, "Hei, semut, mengapa kau bekerja begitu keras? Bukankah lebih baik kau berhenti sejenak dan bersenang-senang bersamaku? Ayo, dengarkan musikku yang merdu."

Semut menjawab, "Tidak, terima kasih. Aku harus bekerja untuk masa depanku. Musim dingin akan segera datang, dan aku harus menyiapkan makanan yang cukup. Kau sebaiknya juga melakukan hal yang sama, belalang. Jangan hanya bermain musik sepanjang hari."

Belalang menggelengkan kepala dan berkata, "Ah, kau terlalu serius, semut. Musim dingin masih lama. Aku tidak perlu khawatir. Lagipula, aku bisa mencari makanan kapan saja. Sekarang, biarkan aku menikmati hidupku."

Semut mengangkat bahu dan melanjutkan pekerjaannya. Belalang pun melanjutkan permainannya.

Beberapa bulan kemudian, musim dingin tiba. Udara menjadi sangat dingin, dan tanaman menjadi layu. Belalang merasa lapar dan kesulitan mencari makanan. Dia berkeliling mencari sesuap nasi, tetapi tidak menemukan apa-apa.

Akhirnya, dia sampai di dekat sarang semut. Dia melihat banyak semut yang sedang bersantai di dalam sarang, menikmati makanan yang mereka kumpulkan. Belalang merasa iri dan memohon, "Tolong, semut, berikan aku sedikit makanan. Aku sangat lapar dan tidak punya apa-apa."

Semut menatap belalang dengan sinis dan berkata, "Kami tidak bisa memberimu makanan, belalang. Kami sudah bekerja keras untuk mengumpulkannya. Kau sendiri yang harus menanggung akibat dari pilihanmu. Kau telah membuang-buang waktumu untuk bermain musik, sementara kami bersiap-siap untuk musim dingin. Sekarang, kau harus menanggung akibatnya."

Belalang merasa malu dan menyesal. Dia sadar bahwa dia telah salah. Dia berharap dia bisa mengubah masa lalunya, tetapi sudah terlambat. Dia hanya bisa menangis di tengah salju, sambil mendengar musik seruling bambunya yang kini terdengar hampa.

  1. Siapakah tokoh utama dalam cerpen ini? Jelaskan sifat dan perilaku mereka.
  2. Apa yang dilakukan belalang sepanjang hari? Mengapa dia melakukan hal itu?
  3. Apa yang dilakukan semut sepanjang hari? Mengapa mereka melakukan hal itu?
  4. Bagaimana hubungan antara belalang dan semut? Apa yang mereka katakan satu sama lain?
  5. Apa yang terjadi ketika musim dingin tiba? Bagaimana nasib belalang dan semut?


Komentar