Ana dan Petasan


Ana sangat suka melihat kembang api di langit. Setiap malam tahun baru, dia selalu menunggu-nunggu saatnya kembang api dinyalakan. Dia berharap bisa melihat warna-warni yang indah dan berkilau.

Suatu hari, Ana mendengar ada yang menjual petasan di dekat rumahnya. Dia penasaran dan ingin mencoba. Dia mengambil uang tabungannya dan pergi ke penjual petasan. Dia membeli beberapa petasan kecil yang bisa dia bawa pulang.

Di rumah, Ana menyembunyikan petasannya di bawah tempat tidurnya. Dia berencana akan menyalakannya di malam hari, saat orang tuanya sudah tidur. Dia pikir itu akan menyenangkan dan tidak berbahaya.

Malam harinya, Ana mengambil petasannya dan pergi ke halaman belakang rumahnya. Dia menyalakan korek api dan mendekatkannya ke sumbu petasan. Dia tidak tahu bahwa petasan itu sangat cepat meledak.


BOOM!!!


Petasan itu meledak di dekat Ana. Ana kaget dan terjatuh. Dia merasakan panas di pipinya. Dia menjerit dan menangis. Orang tuanya yang mendengar suara ledakan segera keluar dan melihat Ana ketakutan. Mereka memeluk Ana dan menenangkannya.

Orang tua Ana melihat ada luka bakar di pipi Ana. Mereka membawa Ana ke kamar mandi dan membersihkan lukanya. Mereka juga memberikan salep dan perban. Mereka marah dan sedih melihat Ana terluka.

Orang tua Ana bertanya dari mana Ana mendapatkan petasan itu. Ana mengaku bahwa dia membelinya dari penjual di dekat rumah. Orang tua Ana mengatakan bahwa petasan itu sangat berbahaya dan bisa meledak di tangan. Mereka melarang Ana bermain petasan lagi. Mereka juga mengatakan bahwa petasan itu bisa mengganggu tetangga dan hewan peliharaan.

Ana sangat menyesal dan minta maaf. Dia berjanji tidak akan pernah lagi bermain petasan. Dia sadar bahwa petasan itu tidak cocok untuk anak-anak. Dia berharap dia tidak pernah membeli petasan itu. Dia berharap dia bisa kembali seperti dulu.


Komentar