Di sebuah desa kecil yang hangat, sore itu cerah dan angin sejuk berhembus pelan. Ada rumah panggung sederhana, pepohonan rindang, dan taman desa yang damai. Di bawah pohon mangga besar, rumput hijau berdesir, dan dari sumur dekat kebun terdengar suara cipratan air yang menyenangkan. Di antara semua itu, hidup dua sahabat yang sangat dekat: Mira kelinci putih yang ceria dan ramah, serta Koko kura-kura yang sabar dan bijak.
Mira adalah kelinci putih kecil yang selalu tersenyum. Matanya bersinar ketika melihat makanan enak, tetapi hatinya selalu ingin berbagi kebahagiaan dengan teman-temannya. Koko adalah kura-kura yang tenang. Ia suka mendengarkan cerita, memberi saran dengan suara pelan, dan selalu menjaga persahabatan tetap hangat.
Suatu sore yang cerah, Mira menemukan sebuah keranjang camilan yang tertinggal di dekat rumah panggungnya. Ada beberapa kue kecil, potongan buah, dan kacang-kacangan yang menggugah selera. Mira langsung merasa bahagia karena camilan itu bisa dinikmati bersama teman-teman. “Wah, teman-teman pasti senang jika kita berbagi camilan ini,” gumam Mira sambil menggeliat riang. Ia berlari mencari Koko untuk menceritakan temuan manis itu.
Koko datang perlahan dengan langkah yang tenang. “Apa yang kuberi lihat, Mira?” tanya Koko sambil tersenyum. “Kamu lihat keranjang camilan itu? Kita bisa berbagi dengan semua teman di desa!” jawab Mira bersemangat. Koko mengangguk pelan. “Ayo kita ajak semua teman bermain. Berbagi membuat hati kita lebih ringan,” kata Koko. Mereka berdua akhirnya memanggil burung pipit, cicak, dan anak-anak desa yang biasa bermain di taman.
Tak lama, semua teman berkumpul di bawah pohon mangga. Burung Pipit berkicau riang, cicak merayap manis di batu dekat kolam kecil, dan beberapa anak desa membawa semangkuk kecil air untuk diminum bersama setelah bermain. Mira berdiri di depan, membawa keranjang camilan yang telah dibagikan. “Teman-teman, mari kita berbagi ya. Kita bagi camilan ini seperti kita membagi kasih sayang,” kata Mira dengan suara lembut. Koko menambahkan, “Kita bisa buat pembagian yang adil dan menyenangkan untuk semua.”
Awalnya, semua tup tambah gembira. Namun tidak lama kemudian muncul sedikit salah paham. “Kalau aku ambil dua potong, bukankah itu adil?” tanya seorang anak desa. “Tentu tidak terlalu adil kalau orang lain hanya mendapat satu potong,” jawab Mira. Namun ada juga yang berkata, “Tadi kita sepakat membagi sama rata, bukan menimbang berapa potongnya.” Suasana sejenak menjadi bingung, telinga Mira merapat, dan Koko menatap dengan tenang.
Koko perlahan berbicara, suaranya halus namun jelas. “Teman-teman, mari kita dengarkan satu sama lain. Kita bisa membuat pembagian yang membuat semua orang merasa bahagia. Kita tidak perlu berpacu dengan keinginan satu orang saja.” Mira melangkah maju. “Maaf jika aku membuatmu bingung. Aku sebenarnya ingin semua orang senang. Ayo kita cari cara yang tepat.”
Beberapa tatap mata saling melihat. Burung Pipit berkicau, cicak mengangguk pelan, dan temannya yang lain menunggu dengan sabar. Mereka sepakat untuk mencoba cara sederhana: membagi camilan menjadi bagian kecil yang sama banyaknya. Mira memegang keranjang camilan, lalu membagi empat bagian kecil untuk masing-masing kelompok teman, termasuk diri Mira sendiri. “Setiap orang mendapat bagian yang sama besar,” kata Mira sambil menunjukkan bagiannya dengan senyum lembut. Koko mengangguk dan membantu mengatur bagian-bagian kecil itu di atas anyaman daun sebagai alas.
Setelah pembagian selesai, teman-teman melihat bahwa semua orang punya bagian yang sama. Mereka saling tersenyum, dan tidak ada yang merasa kurang. Mira berkata, “Terima kasih ya, teman-teman. Kita berhasil berbagi dengan hati yang tulus.” “Iya,” jawab Koko. “Kalau ada yang merasa tidak nyaman, kita bisa bicara pelan-pelan dan saling mendengarkan.”
Untuk merayakan kebersamaan, Mira dan Koko merencanakan permainan sederhana yang melibatkan semua teman. Mereka memilih permainan "Lomba Jejak Daun" yang mudah dan menyenangkan. Caranya mudah: setiap anak mengambil sebuah daun kecil dari sekitar mangga besar, lalu menaruhnya di tepi sebuah garis yang dibuat dari tali halus. Mereka bekerja sama membentuk jalur, menjaga jarak, dan berjalan perlahan agar daun tidak terjatuh. Sambil bermain, Mira tetap mengingatkan teman-teman untuk saling membantu. “Kalau kamu terlalu jauh, kita bisa saling menunggu,” katanya.
Selama permainan, Koko menunjukkan bagaimana tugas kecil bisa membuat semuanya berjalan lancar. “Mira membagi camilan dengan adil, aku membantu menjaga suasana tetap tenang, dan teman-teman membantu satu sama lain. Ini membuat permainan lebih menyenangkan,” ujar Koko pelan. Burung Pipit ikut membantu dengan mengalihkan pandangan air mata anak yang sedikit sedih karena tersinggung, sementara cicak menjaga agar daun tetap aman di jalur. Mereka semua belajar bahwa kerja sama dan kesabaran membuat semua orang merasa dihargai.
Ketika matahari mulai merunduk, mereka duduk bersama di bawah pohon mangga. Sisa camilan yang tersisa itu mereka simpan untuk nanti, karena mereka ingin membiarkan pertemanan tetap kuat dan penuh kasih sayang. Mereka bersulang kecil dengan sirap manis dari kendi yang disediakan anak-anak desa, lalu tertawa bersama. Mira memandang Koko dengan rasa syukur yang mendalam. “Terima kasih sudah menjadi teman yang sabar dan bijak,” ujar Mira. “Tidak, terima kasih sudah mengajak semua orang untuk berbagi,” balas Koko dengan senyumnya yang damai.
Melalui kejadian itu, semua orang di desa belajar satu hal penting: berbagi membuat semua orang bahagia. Gotong royong membuat tugas ringan dan permainan lebih menyenangkan. Ketika ada salah paham, menolong teman yang sedih, mendengarkan dengan hati, dan memafkan adalah bagian penting dari persahabatan sejati. Dari sore itu, Mira, Koko, dan teman-teman desa terus menjaga persahabatan mereka dengan sikap sopan santun, saling menghargai, dan kerja sama yang erat. Mereka tahu bahwa kebahagiaan kecil di desa itu lahir dari tindakan kecil yang penuh kasih sayang setiap hari.
Dan bila senja datang lagi, Mira selalu ingatkan dirinya dan semua teman: berbagi itu indah, gotong royong membuat tugas biasa menjadi cerita yang menyenangkan, dan kebaikan kecil bisa membuat dunia terasa lebih hangat untuk semua orang di desa itu.
Komentar
Posting Komentar