Cerita Anak Berbagi Bahagia di Kebun Desa bersama Lili, Rara, Deni, dan Mia

Pagi hari di desa sangat cerah. Lili sang kelinci ramah melompat-lompat, Rara kura-kura pelan berjalan sambil membawa tas kecil, Deni belalang lincah melayang di atas rumput, dan Mia ayam ceria menghiasi halaman dengan cakapnya. Mereka bertemu teman-teman desa lainnya; semua siap menjalani hari yang penuh kebaikan.

Di kebun desa, Pak Seno menaruh satu keranjang jeruk segar yang harum. Jeruk-jeruk itu tampak bersinar di bawah sinar matahari. Lili berpikir, mengapa tidak berbagi kebahagiaan hari ini kepada semua orang di desa?

“Ayo undang teman-teman kita!” seru Lili dengan semangat. Mereka menyepakati cara berbagi yang adil: satu jeruk untuk satu orang, sampai jeruk itu habis. Deni menghitung dengan cepat, Mia menata jeruk di dalam keranjang kecil, dan Rara menjaga agar semua berjalan pelan dan sopan.

Mereka berjalan dari rumah ke rumah. Di pintu pertama, seorang ibu sedang memasak di dapur. Lili menyapa dengan riang, “Selamat pagi, Mbak! Ini jeruk untuk Mbak. Semoga hari Mbak penuh senyum.” Ibu itu tersenyum lebar, menerima jeruk dan berkata terima kasih dengan lembut.

Di ujung jalan, nenek di ujung gang menengok ke halaman. “Coba kita bagi ya, Nak,” ujar nenek pelan. Mereka mengulurkan jeruk kepada nenek serta menceritakan kisah kecil mereka tentang kebun dan burung yang bernyanyi di pagi hari. Nenek pun ikut tertawa, merasa tidak sendiri.

Di dekat sawah, beberapa anak sekolah menaruh tas di tepi gerbang. Mia melompat-lompat menjelaskan, “Kami membawa jeruk untuk teman-teman sekolah. Ayo kita bagi bersama!” Anak-anak itu pun ikut merapikan jeruk sambil berterima kasih dan berbagi cerita tentang pelajaran hari itu.

Sepanjang perjalanan, mereka saling mendengarkan. Jika ada teman yang sedih, mereka memberikan bicara pelan, menawar bantuan kecil, atau hanya menunggu untuk ditemani. Mereka menyadari bahwa berbagi bukan kehilangan, melainkan menambah keceriaan bagi semua orang.

Ketika jeruk itu hampir habis, keempat sahabat itu merasakan hangatnya kebersamaan. Mereka menyadari bahwa gotong royong dan empati membuat hari-hari lebih berwarna. Mereka pulang dengan senyum lebar, membawa cerita baru untuk dibagi nanti.

Pesan kecil hari itu: berbagi membuat semua orang bahagia. Dengan bersikap sopan, saling mendengar, dan bekerja sama, kita bisa membuat desa lebih hangat dan penuh kasih sayang.

Komentar