Leo adalah seorang anak laki-laki berusia delapan tahun yang sangat menyukai petualangan. Baginya, setiap sudut rumah dan kebun Kakeknya adalah medan petualangan yang menunggu untuk dijelajahi. Suatu sore yang cerah, ketika matahari mulai condong ke barat dan sinarnya keemasan menyentuh dedaunan, Leo membantu Kakek membersihkan loteng yang berdebu. Aroma kayu tua dan buku-buku lama memenuhi udara, menambah semangat petualangannya.
Di antara tumpukan barang-barang antik dan jaring laba-laba, tangan mungil Leo menyentuh sebuah kotak kayu tua. Kotak itu berdebu tebal dan terasa berat. Dengan hati-hati, Leo membersihkan debunya, dan Kakek tersenyum melihatnya. Ketika kotak itu terbuka, di dalamnya tersembunyi sebuah kunci emas kecil yang sedikit berkarat, dan sebuah gulungan kertas lusuh yang terikat pita merah memudar. Mata Leo berbinar. Ini dia! Petualangan baru!
Leo segera membuka gulungan kertas itu. Di dalamnya tertulis sebuah teka-teki dengan tulisan tangan yang indah dan agak kuno. Kakek ikut mendekat dan tersenyum simpul. Teka-teki itu berbunyi:
"Wah, Kakek! Ini harta karun!" seru Leo gembira. Kakek hanya tertawa renyah, "Mungkin saja, cucuku. Sekarang, coba tebak, ke mana petunjuk pertama mengarah?" Leo berpikir keras, lalu matanya tertuju pada pohon beringin tua raksasa di halaman belakang Kakek yang akarnya menjulang seperti tangan-tangan raksasa.
Dengan bersemangat, Leo berlari menuju pohon beringin. Di antara akar-akar yang saling melilit, ia melihat sebuah batu pipih yang berbeda. Ketika batu itu diangkat, ada sebuah catatan kecil lagi di bawahnya! Catatan itu hanya bergambar jembatan bambu kecil yang melintasi sungai kecil di ujung kebun. "Aha!" Leo berseru, "Batang yang goyang itu pasti jembatan bambu!"
Perjalanan menuju jembatan bambu tidak mudah. Leo harus melewati semak belukar mawar yang sedikit berduri, ia berhati-hati agar tidak tergores. Seekor tupai kecil mengintipnya dari balik dahan, seolah ikut mengamati petualangannya. Leo tersenyum dan melambai pada tupai itu. Kemudian, ia sampai di jembatan bambu. Sesuai namanya, jembatan itu memang bergoyang pelan saat dilewati. Suara kicauan burung terdengar merdu dari dahan pohon di seberang sungai.
Di ujung jembatan, terselip sebuah kotak kayu kecil yang tersembunyi di balik tanaman pakis liar. Kotak itu tidak terkunci. Di dalamnya, Leo menemukan petunjuk terakhir: sebuah gambar bunga kembang sepatu merah yang mekar indah, dan sebuah panah menunjuk ke arah pot bunga tua di dekat teras rumah. "Peti yang tersembunyi di balik daun hijau!" seru Leo, mengingat teka-teki awal. Dan yang paling penting, teka-teki terakhir mengatakan bahwa 'hanya kunci emas ini dapat membuka hati'.
Leo bergegas menuju pot bunga kembang sepatu. Ia menggeser pot itu dan menemukan sebuah papan kayu kecil yang menutupi sebuah lubang. Di dalamnya, ada sebuah peti kayu kecil yang sudah lapuk, tapi ada lubang kunci yang pas dengan kunci emas di tangannya. Jantung Leo berdegup kencang. Dengan tangan bergetar, ia memasukkan kunci emas itu dan memutarnya. KLIK! Peti terbuka.
Di dalamnya, Leo tidak menemukan emas atau berlian, tetapi sebuah koleksi cap kupu-kupu yang tertata rapi di album yang sudah menguning. Kupu-kupu dengan aneka warna dan ukuran, kering dan diawetkan dengan indah. Kakek yang sedari tadi mengikutinya dari jauh, kini mendekat. "Itu koleksi Kakek waktu seumuran kamu, Leo," kata Kakek lembut. "Setiap kupu-kupu punya cerita, dari kebun ini, dari pegunungan, dari tempat-tempat yang Kakek jelajahi saat muda."
Leo memandangi koleksi itu dengan takjub. Dia tidak menemukan harta karun berupa koin emas, tapi dia menemukan sesuatu yang jauh lebih berharga: sepotong kenangan Kakek, cerita tentang masa mudanya, dan betapa Kakek mencintai alam. Leo menyadari bahwa petualangan bukan hanya tentang menemukan benda berharga, tapi tentang menemukan cerita, tentang keluarga, dan tentang bagaimana imajinasi bisa membawa kita ke masa lalu dan masa depan.
Sore itu, Leo dan Kakek duduk di teras, memandangi koleksi kupu-kupu itu sambil Kakek bercerita. Leo tidak pernah merasa sebahagia itu. Dia tahu, petualangan di kebun Kakek belum akan berakhir, dan setiap sudutnya masih menyimpan banyak rahasia indah yang menunggu untuk dia temukan.

Komentar
Posting Komentar