Petualangan Squeaky Si Tupai dan Kacang Berbagi

Di sebuah hutan yang hijau dan rimbun, hiduplah seekor tupai kecil yang lincah bernama Squeaky. Namanya sesuai dengan suara 'squeak, squeak' lucu yang sering ia keluarkan saat melompat dari dahan ke dahan. Squeaky sangat, sangat menyukai kacang. Baginya, tidak ada hal lain di dunia ini yang lebih lezat daripada kacang kenari, kacang tanah, atau hazelnut yang renyah. Setiap kali menemukan kacang, Squeaky akan langsung menyimpannya di pipinya yang menggembung, lalu membawanya ke sarangnya untuk ditumpuk.

Squeaky punya banyak sekali koleksi kacang. Ia menghabiskan sebagian besar waktunya mencari dan menimbun harta karunnya itu. Ia merasa senang dan aman melihat tumpukan kacangnya yang tinggi. "Ini semua milikku," gumamnya pelan, kadang sedikit ragu untuk membaginya, bahkan saat teman-teman tupai lain bertanya apakah ia punya kacang lebih.

Suatu pagi yang cerah, Squeaky sedang melompat-lompat dengan gembira. Ia baru saja menemukan tempat rahasia yang penuh dengan kacang almond yang besar dan montok! "Hore! Ini jackpot!" serunya riang. Dengan pipi penuh kacang, ia bergegas pulang.

Namun, di tengah perjalanan, Squeaky melihat sesuatu yang membuatnya berhenti. Di bawah pohon ek besar, duduklah seekor kelinci dengan bulu putih bersih bernama Cici. Cici biasanya kelinci yang ceria dan melompat-lompat, tapi hari itu ia terlihat sangat lesu. Telinganya terkulai, dan hidungnya yang biasanya bergerak-gerak sekarang diam saja.

"Ada apa, Cici?" tanya Squeaky, sedikit khawatir. Ia melihat perut Cici kempis dan tatapan matanya kosong.

Cici mendongak pelan. "Oh, Squeaky," katanya dengan suara lemah. "Aku... aku belum menemukan apa pun untuk dimakan hari ini. Semua wortel dan daun-daunan yang biasa kutemukan sudah habis." Cici menghela napas. "Perutku keroncongan sekali."

Squeaky terdiam. Ia memandang pipinya yang menggembung penuh kacang almond lezat. Lalu ia melihat Cici yang tampak sangat kelaparan. Hati kecil Squeaky tiba-tiba terasa perih. Selama ini, ia hanya memikirkan dirinya sendiri dan kacang-kacangnya. Tapi sekarang, melihat kesedihan Cici, ia merasa tidak enak.

"Uhm... Cici," kata Squeaky perlahan. Ia mengeluarkan satu butir kacang almond dari pipinya yang bengkak. Kacang itu besar dan terlihat sangat menggoda. Squeaky sebenarnya ingin sekali memakannya sendiri.

Tapi kemudian, ia melihat tatapan mata Cici yang penuh harapan. Squeaky mengambil napas dalam-dalam. "Ini," katanya, mengulurkan kacang almond itu. "Ambillah. Aku punya banyak."

Mata Cici langsung berbinar. Ia mengambil kacang itu dengan hati-hati. "Terima kasih, Squeaky! Kau baik sekali!" Cici mulai mengunyah kacang itu dengan lahap. Wajahnya langsung terlihat lebih cerah.

Melihat Cici makan dengan senang, Squeaky merasakan sesuatu yang hangat di dalam dadanya. Rasanya lebih menyenangkan daripada saat ia menemukan semua kacang almond itu. Ia mengeluarkan lagi dua butir kacang. "Mau lagi? Aku masih punya banyak!"

Cici tersenyum lebar, senyum pertamanya hari itu. "Tentu saja, Squeaky! Kau penyelamatku!"

Mereka berdua lalu duduk bersama, Squeaky membagikan kacang-kacangnya, dan Cici menceritakan hari-harinya. Mereka tertawa dan bercanda. Saat Cici sudah kenyang dan ceria kembali, Squeaky menyadari sesuatu yang penting. Berbagi kacang-kacangnya tidak membuat ia kehilangan apa-apa, justru membuat hatinya penuh dengan kebahagiaan yang baru. Dan yang lebih baik lagi, ia mendapatkan seorang teman baru yang sangat baik.

Sejak hari itu, Squeaky tidak lagi ragu untuk berbagi. Ia masih sangat menyukai kacang, tapi ia tahu bahwa kebahagiaan terbesar datang dari berbagi dengan teman-teman. Dan setiap kali ia melihat Cici, ia selalu punya kacang untuk dibagi, karena persahabatan mereka jauh lebih berharga daripada tumpukan kacang mana pun.

Komentar