
Di tengah hutan hujan tropis yang lebat, hiduplah seekor Kancil yang cerdik bernama Kiki. Kiki dikenal baik oleh semua penghuni hutan karena sifatnya yang ramah dan suka menolong. Suatu hari, Kiki sedang asyik mencari buah di dekat sungai ketika ia mendengar suara rintihan dari seberang sungai.
Kiki mendekat dengan hati-hati. Ternyata, ada seekor Buaya besar bernama Bima yang kakinya terjepit di antara akar pohon yang tumbang. Bima tampak kesakitan dan kesulitan melepaskan kakinya. “Tolong, Kiki! Kakiku terjepit, aku tidak bisa bergerak,” kata Bima dengan suara lemah.
Kiki berpikir sejenak. Sungai itu lebar dan arus cukup deras. Ia tidak bisa berenang menyeberangi sungai untuk membantu Bima sendirian. “Tenanglah, Bima. Aku akan mencari bantuan,” kata Kiki meyakinkan. Kiki segera berlari mencari teman-temannya.
Ia menemukan sekelompok Beruang yang sedang bersantai di bawah pohon. “Teman-teman Beruang! Tolong aku! Bima, Buaya baikku, kakinya terjepit di sungai. Kita harus menolongnya!” seru Kiki.
Beruang-beruang itu segera bangkit dan mengikuti Kiki ke tepi sungai. Bersama-sama, mereka mendorong pohon yang tumbang itu dengan sekuat tenaga. Dengan kerja keras dan gotong royong, akhirnya pohon itu bergeser dan kaki Bima terbebas.
“Terima kasih banyak, Kiki dan teman-teman Beruang! Kalian benar-benar sahabat yang baik,” ucap Bima dengan gembira. Kiki tersenyum. “Sama-sama, Bima. Kita harus saling membantu, kan? Apalagi kita bertetangga di hutan ini.”
Sejak saat itu, Kiki dan Bima semakin akrab. Mereka selalu saling membantu dan menjaga satu sama lain. Mereka membuktikan bahwa meskipun berbeda, mereka bisa hidup rukun dan saling mendukung.
Komentar
Posting Komentar