Si Kancil dan Layang-Layang

Di sebuah kampung adat yang asri, hiduplah seekor kancil bernama Kiko. Kiko dikenal lincah dan suka bermain. Di dekat rumahnya, ada rumah Pak Budi, seorang tukang kayu yang ramah. Kiko dan Budi sering bermain bersama.


Suatu hari, Kiko ingin membuat layang-layang. Ia meminta bantuan Budi. “Pak Budi, bolehkah aku minta bantuan membuat layang-layang?” tanya Kiko sopan.


Budi tersenyum. “Tentu saja, Kiko! Tapi, kamu harus janji akan bermain dengan teman-temanmu, ya. Jangan hanya bermain sendiri.”


Kiko mengangguk semangat. “Janji, Pak Budi!”


Budi mengajari Kiko cara membuat layang-layang dari bambu dan kertas. Kiko sangat senang dan berusaha mengikuti semua yang diajarkan Budi. Namun, saat layang-layang sudah jadi, Kiko malah bermain sendiri di tengah sawah. Ia tidak mengajak teman-temannya.


Budi yang melihat itu dari kejauhan, menghampiri Kiko. “Kiko, kamu ingat janjimu?” tanya Budi lembut.


Kiko menunduk malu. “Maaf, Pak Budi. Aku lupa.”


“Ingatlah, Kiko, bermain bersama teman itu lebih menyenangkan daripada bermain sendiri. Dan, orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk kita,” kata Budi sambil mengelus kepala Kiko.


Kiko mengangguk mengerti. Ia segera mengajak teman-temannya bermain layang-layang. Mereka tertawa riang bersama-sama. Kiko belajar bahwa bermain bersama teman dan menepati janji itu sangat penting. Ia juga ingat pesan Pak Budi tentang pentingnya menghormati orang tua.


Sejak saat itu, Kiko selalu bermain dengan teman-temannya dan tidak pernah melupakan pesan Pak Budi. Kampung adat itu semakin ramai dan penuh kebahagiaan karena semua anak-anak belajar untuk saling berbagi dan rukun.

Komentar